BBM akan naik lagi, itulah yang menjadi topik hangat saat ini disaat perekonomian masyarakat indonesia yang masih bisa dibilang kurang mencukupi dan terseok-seok oleh keadaan sistem perekonomian yang kurang berpihak pada mereka,Pemerintah yang nota bene adalah pengayom rakyat yang dipilih dengan suara rakyat ingin mengambil suatu keputusan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tentu saja bila ini terjadi maka jeritan masyarakat miskin makin menjerit atau mungkin sudah tidak bisa lagi menjerit dikarena sudah habis seluruh suara untuk menangisi dan meratapi kehidupan mereka yang malang dikarenakan tidak mampu lagi menghidupi keluarganya.
Beberapa saat yang lalu disaat saya(penulis)sedang menjelajah di dunia jejaring sosial mendapatkan, tulisan sebuah Surat Terbuka untuk Presiden Republik Indonesia berikut adalah isi dari tulisa itu :
SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Pak Presiden yang baik,bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja,Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre panjang mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami,pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian
nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM,pakailah uang kami itu kami rela
meminjamkannya untuk menyelamat kan bangsa!.
nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM,pakailah uang kami itu kami rela
meminjamkannya untuk menyelamat kan bangsa!.
Hidup kami sederhana,disambung lembaran-lembaran uang recehan. Ilmu hitung kami kelas rendahan, berapa untuk makan sehari-hari,uang jajan anak sekolah,biaya transportasi, biaya listrik bulanan, dan kadang-kadang cicilan motor,dispenser atau DVD player. Tak perlu kalkulator. Bila sedang beruntung, kami bisa punya sisa uang untuk jalan-jalan di akhir pekan. Bila sedang sulit, kami tidak kemana-mana, Pak Kami mencari kebahagiaan gratisan di televisi meski kadang-kadang justru dibuat pusing dengan berita-berita tentang beberapa anak buah Bapak yang korupsi. Bila perlu, berdirilah di hadapan kami, katakan apa yang negara perlukan dari kami untuk menyelamatkan kegawatan bencana ekonomi negara ini?
Bila Bapak perlu uang, kami akan menjual ayam, sapi, mesin jahit, jam tangan, atau apa saja agar terkumpul sejumlah uang untuk melakukan pembangunan dan penyelamatan perekonomian bangsa. Bila Bapak disandra mafia, pejabat-pejabat yang bangsat, atau pengusaha-pengusaha yang menghisap rakyat, tolong beritahu kami siapa saja mereka? Kami akan bersatu untuk membantumu melenyapkan mereka.Tentu saja, semoga Anda bukan salah satu bagian dari mereka!
Pak Presiden yang baik, dengarkanlah kami, berdirilah untuk kami, berbicaralah atas nama kami, belalah kami maka kami akan selalu ada,berdiri, bahkan berlari mengorbankan apa saja untuk membelamu.
Berhentilah berdiri dan berbicara atas nama sejumlah pihak—membela kepentingan-kepentingan golongan. Berhentilah jadi bagian dari mereka yang ingin kami benci sampai mati. Jangan jadi penakut,Pak Presiden, jangan jadi pengecut! Buanglah kalkulatormu, singkirkan tumpukan kertas dihadapanmu, lupakan bisikan-bisikan penjilat di sekelilingmu! Lalu dengarkanlah suara kami,tataplah mata kami,tidak pernah ada satupun pemimpin di atas dunia yang sanggup bertahan dalam kekuasaannya jika ia terus-menerus menulikan dirinya dari suara-suara rakyatnya!
Pak Presiden, Sekali lagi, tentang kenaikan harga minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung.Tapi, sungguh, kami tak perlu menghitung apapun untuk untuk memutuskan mencintai atau membenci sesuatu; termasuk mencintai atau membencimu!
Demikianlah surat terbuka yang terdapat didalam Dunia jejaring Sosial tersebut tertulis,dari hal tersebut semoga saja dapat membuka nurani para pembuat kebijakan negeri ini sehingga tidak melanjutkan niat-nya untuk menaikan harga BBM.
Adapun pemikiran saya dibanding menaikan harga BBM lebih baik pemerintah mengambil tindakan untuk lebih serius lagi untuk membongkar dan memberantas para KORUPTOR GILA yang masih bertebaran, seret semua pelaku dan AKTOR-AKTOR besar yang menghabiskan kekayaan INDONESIA tercinta ini suruh kembalikan apa yang telah mereka ambil, lalu harta itu dipergunakan sebaik-baiknya untuk kemakmuran seluruh RAKYAT INDONESIA.
Kembalikan juga aset bangsa yang tergadai atau terjual, biarkan anak bangsa yang mengelola untuk kepentingan kemakmuran tumpah darah negara ini, sungguh sedih dan miris rasanya melihat dan menyaksikan dimana negara yang disanjung dan dibanggakan oleh para rakyat nya dengan sebutan negara Gemah Ripah Loh Jenawi ini, kenyataan nya susah sekali mencari hidup didalam nya.
Sekali lagi untuk Bapak PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA renungkanlah hal ini bukanlah hal yang pertama pemerintah melakukan atau mengabil tindakan untuk menaikan harga BBM, toh hasilnya para Rakyat Miskin masih saja miskin sedangkan yang kaya makin kaya dan yang KORUP makin mantab dijalannya karena seolah-olah terjadi pembiaran dan pembenaran oleh sebagian kalangan sedangkan Orang baik-baik dan jujur harus menerima kenyataan pahit bahwa itu adalah takdir dan jalan hidup mereka.
BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ADA BAIKNYA ANDA SEKALI-KALI BERDIRILAH DAN HIDUPLAH BERSAMA KAMI, AGAR ANDA TAHU INILAH YANG KAMI HADAPI,INILAH YANG KAMI RASAKAN dan INILAH YANG KAMI INGINKAN.